Minggu, 03 Agu 2025 - :
14 Jul 2025 - 11:20 | 132 Views | 0 Suka

Apresiasi, Kritikan, dan Solusi untuk Gagasan Jembatan Muna-Buton yang Dibawa Bapak Ridwan Bae

2 mnt baca

SANDINEWS.ID, Buton Tengah – Gagasan besar pembangunan jembatan penghubung antara Pulau Muna dan Pulau Buton yang diusulkan oleh Anggota DPR RI Komisi V, Bapak Ridwan Bae, menuai apresiasi luas dari berbagai kalangan.

banner 728x90

Proyek ini dinilai sebagai salah satu langkah strategis dalam mendorong konektivitas dan percepatan pembangunan kawasan kepulauan di Sulawesi Tenggara.

“Jembatan Muna-Buton akan membuka isolasi wilayah, memangkas biaya logistik, serta mempercepat mobilitas barang dan orang antar kedua pulau yang selama ini hanya mengandalkan transportasi laut,” kata La Ode Muh Didin Alkindi dalam siaran persnya, Senin (14/7).

Eks mantan Bupati Muna tersebut selalu membawa kejutan untuk masyarakat sultra, layak dinobatkan ahli diplomasi dan ahli strategis pembangunan.

banner 728x90

“Ini tindakan besar yang layak didukung dan diapresisasi ini, karena menyentuh langsung kepentingan rakyat,” ujar mahasiswa jakarta yang juga merupakan pemuda muna Didin Alkindi

Namun, di balik apresiasi tersebut, didin menekankan pentingnya kajian kelayakan dan dampak lingkungan dari proyek ini, tentang studi AMDAL yang memadai, Bagaimana dampaknya terhadap ekosistem laut dan nelayan lokal, dan Jangan sampai pembangunan besar ini justru merugikan masyarakat kecil.

Sejumlah pihak menilai bahwa di tengah kondisi banyaknya infrastruktur dasar yang belum layak di wilayah pedalaman Muna dan Buton, pembangunan jembatan yang menelan anggaran besar ini perlu disikapi secara bijak.

“Tepat apa yang dilakukan oleh bapak RB, namun pemda Jangan sampai lupa bahwa jangan jadikan proyek dari Anggota DPR RI ini hanya simbol proyek besar, tapi Pemda mengabaikan kebutuhan dasar seperti jalan desa, air bersih, dan layanan kesehatan,” kritik Alumni UHO tersebut.

Sebagai solusi, berbagai elemen masyarakat mendorong agar pemerintah pusat dan daerah melakukan pendekatan partisipatif dalam proses perencanaan.

Studi kelayakan yang komprehensif, termasuk analisis dampak sosial dan lingkungan, harus dijadikan dasar utama.

Transparansi anggaran dan tahapan pembangunan juga diminta untuk dibuka ke publik guna menghindari potensi penyimpangan.

Laporan : Aji Buton

Penulis Berita

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan
Beranda
Bagikan
Lainnya
0%