SANDINEWS.ID – Bulan Ramadan selalu membawa kebahagiaan tersendiri, terutama saat berbuka puasa. Setelah seharian menahan lapar dan dahaga, takjil dingin seperti es campur, es kelapa, atau es buah menjadi sajian yang paling dinanti. Kesegaran es batu dalam setiap tegukan minuman dingin memberikan sensasi nikmat yang tak tergantikan, seolah menghapus dahaga dengan kesegaran yang sempurna.
Namun, tahukah Anda bahwa dulu es batu pernah menjadi sesuatu yang sangat langka dan mengundang rasa heran masyarakat Indonesia?
Pada tahun 1836, masyarakat Hindia Belanda (sekarang Indonesia) dikejutkan oleh sesuatu yang belum pernah mereka lihat sebelumnya—es batu! Di tengah cuaca tropis yang panas, bongkahan es yang tetap beku meski datang dari seberang lautan dianggap sebagai suatu keajaiban.
Kisah ini bermula ketika seorang pengusaha Belanda, George T. Goudsmit, yang berbasis di Batavia (kini Jakarta), mengimpor es batu dari Amerika Serikat. Es tersebut dikirim oleh Frederic Tudor, seorang pengusaha Amerika yang dijuluki “Raja Es.” Tudor dikenal sebagai pelopor perdagangan es global dan telah sukses mengirim es dari Danau Wenham, Massachusetts, ke berbagai belahan dunia, termasuk India dan Karibia.
Es batu ini diangkut menggunakan kapal “Tuscany”, dengan peti kayu khusus yang dilapisi serbuk gergaji untuk mempertahankan suhunya selama perjalanan panjang melintasi Samudra Pasifik. Ketika akhirnya tiba di Batavia pada 10 Januari 1836, es batu ini langsung menjadi sensasi.
Masyarakat lokal yang belum pernah melihat es sebelumnya merasa heran dan takjub. Banyak yang tidak percaya bahwa benda transparan dan dingin itu sebenarnya hanyalah air yang membeku. Beberapa orang bahkan menganggapnya sebagai batu ajaib atau sihir dari bangsa Eropa.
Saat itu, es batu hanya tersedia di hotel-hotel mewah, rumah pejabat kolonial, dan kediaman kaum elite. Minuman dingin pun menjadi simbol kemewahan di Hindia Belanda. Namun, karena tingginya permintaan, pada akhir abad ke-19, mesin pembuat es mulai diperkenalkan di Indonesia, membuat es batu semakin mudah diakses oleh masyarakat umum.
Dari yang dulu dianggap barang langka dan berharga, kini es batu bisa ditemukan di setiap rumah. Terutama saat Ramadan, kehadiran es batu dalam berbagai minuman berbuka seperti es cendol, es teler, dan es blewah menjadi sesuatu yang sangat dinantikan.
Siapa sangka sesuatu yang dulu membuat masyarakat Indonesia takjub kini menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi berbuka puasa? Dengan sejuknya es batu yang melepas dahaga di bulan suci ini, mari kita kenang kembali bagaimana sesuatu yang sederhana bisa menjadi berkah luar biasa.
Selamat menjalani Ramadan dengan penuh keberkahan dan kebersamaan!
Redaksi sandinewsid.id
Tinggalkan Balasan